Skip links

Membedah Lima Alasan Mengapa UMKM Kesulitan Melakukan Ekspor

UMKM sangat digemarin oleh masyarakat Indonesia karena barang atau jasa yang diciptakan merupakan hasil olahan bijak dari potensi alam di daerah sekitar dengan mengedepankan manfaat bagi masyarakat. Tidak heran masyarakat Indonesia dihias denga berbagai jenis UMKM. Hal ini juga menjadi alasan mengapa sektor UMKM memiliki kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan majunya produk-produk atau komoditas yang dikembangkan UMKM, terdapat potensi besar untuk melakukan ekspor ke luar negeri. Sayangnya, peluang UMKM untuk melakukan ekspor masih terhalang oleh beberapa faktor yang menyulitkan sektor ini dalam menembus pasar internasional.

Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia, terdapat sekitar lima faktor yang menyulitkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk melakukan ekspor. Ia menekankan bahwa UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional, khususnya dalam penyerapan tenaga kerja. Sri Mulyani juga menambahkan bahwa seharusnya UMKM mendapatkan perhatian dari pemerintah agar produktivitasnya dapat meningkat. Pemerintah senantiasa mendorong produk-produk UMKM agar dapat dikenal dan diperluas hingga ke pasar internasional. Selain itu, pemerintah berharap agar UMKM mampu menembus pasar global dengan didukung oleh rasa percaya diri, pengetahuan, dan kesiapan untuk bersaing di tingkat internasional.

Berikut lima faktor mengapa sektor UMKM sulit ekspor menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani.

1. Permasalahan Legalitas

Para pelaku UMKM masih kurang mendapatkan informasi mengenai legalitas yang diperlukan untuk melakukan ekspor, termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), pentingnya Nomor Induk Usaha, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), serta izin untuk prosedur ekspor-impor. Pemerintah juga mengakui bahwa hal ini menjadi tanggung jawab mereka untuk mempermudah proses agar UMKM dapat memenuhi berbagai syarat legalitas yang diperlukan.

2. Akses Pembiayaan

Ibu Sri Mulyani menyatakan bahwa sebagian besar UMKM di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mengakses lembaga keuangan atau perbankan. Rendahnya modal dan agunan serta tingginya suku bunga merupakan beberapa faktor yang menghambat perkembangan UMKM di Indonesia.

3. Masalah Pendampingan

Mengacu pada pandangan Ibu Sri Mulyani, adanya pendampingan dan sosialisasi mengenai pentingnya mengembangkan usaha ke pasar global bagi pelaku UMKM dapat meningkatkan manajemen perusahaan serta memperkuat daya saing produk.

4. Kendala Produksi

Standardisasi produk UMKM merupakan faktor krusial untuk dapat memasuki pasar global. Namun, standar produk dari UMKM Indonesia masih tergolong rendah, yang menyulitkan mereka untuk melakukan ekspor. Selain kurang pemenuhan standar produk, ketidakkonsistenan dan diskontinuitas dalam proses produksi oleh UMKM juga menjadi perhatian, karena produk yang berhasil menembus pasar global cenderung harus mampu diproduksi dalam jumlah besar. Ketidakkonsistenan dan diskontinuitas ini juga dapat berdampak negatif pada kualitas produk.

5. Pemasaran

Keterbatasan informasi mengenai kesempatan UMKM di pasar global adalah salah satu alasan mengapa produk UMKM sulit untuk menembus pasar internasional. Selain itu, kurangnya infrastruktur logistik, yang merupakan elemen krusial dalam proses ekspor, juga menjadi penghalang dan menyebabkan daya saing produk UMKM lokal menjadi rendah.

Faktor penghambat yang dihadapi UMKM nasional dalam melakukan ekspor tidak berarti menghalangi mereka untuk memiliki kesempatan dalam ekspor. Faktanya, UMKM Indonesia memiliki peluang besar dan potensi yang bisa dimaksimalkan untuk memasuki berbagai pasar. Secara garis besar, untuk bisa menembus pasar global, produk UMKM nasional perlu memiliki nilai tambah sesuai dengan standar yang berlaku agar mampu bersaing dengan produk dari negara lain. Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) Republik Indonesia bekerja sama dengan pelaku UMKM untuk memberikan dukungan agar mereka dapat memasuki pasar global. Menurut Kemenkop UKM, jumlah produk UMKM yang berhasil menembus pasar global terus meningkat. Khususnya di sektor kerajinan tangan, kuliner, fashion, dan agribisnis, terdapat peluang besar untuk bersaing di tingkat global.

Refrensi: Azzahra, A. A. (2023, November). Strategi Tingkatkan Ekspor Indonesia dengan Modal Sosial antara UMKM dan Eksportir Muda. In Prosiding Seminar Nasional Ilmu Ilmu Sosial (SNIIS) (Vol. 2, pp. 1079-1090).

This website uses cookies to improve your web experience.
Home
Program
Events
Insight
Layanan